Ayam Petelur Fase Afkir

FASE AFKIR


Ayam petelur afkir adalah ayam petelur yang sudah tidak produktif pada akhir masa produksi telur, yaitu pada usia 72 hingga 80 minggu (Murtidjo, 2003). Pemanfaatan ayam petelur afkir masih sangat kurang jika dibandingkan
dengan ayam broiler ataupun ayam buras, sedangkan setiap tahun terdapat 2,6 milyar ayam yang diafkir oleh industri penghasil telur di seluruh dunia (Singh et al., 2001). Di Indonesia, populasi ayam ras petelur meningkat sebesar 1,99% dari tahun 2008-2009 (Direktorat Jenderal Peternakan, 2010).


Ciri ciri ayam afkir
Perhatikan jengger ayam 
   1)   Jengger dan vial terlihat pucat dan tidak bersinar
   2)   Jengger kecil , tidak cerah dan tidak mengkilap
   3)   Pial kecil dan warna yang memudar




Bagian kloaka: 
1)Bagian kloaka ayam yang tidak bertelur sangat terlihat kering 
2)Lubang kloaka yang kecil, dan tidak lembab.
3)Tidak terlihat kandungan air di bagian kloaka ayam yang tidak bertelur


Jarak antara tulang pubis:
Ayam yang tidak bertelur jarak antara tulang pubis sangat sempit, biasanya kurang dari 2 jari orang dewasa, dan tentunya sangat berlainan dengan ayam yang bertelur yang memiliki jarak yang sangat lebar, perhatikan gambar di bawah ini , jarak antara tulang pubis sangat kecil, dan kurang dari 2 jari, pehatikan jari telunjuk yang hanya masuk bagian ujung nya saja. menandakan bagian antara tulang pubis kurang dari 2 jari.

Bagian abdomen ayam 
Pada bagian abdomen bila di raba sangat keras, dan tidak lentur, dan tidak dalam (dangkal) bial di raba. Perhatikan gambar di bawah ini: Pada bagian abdomen (bagian abdomen adalah bagian atau antara yang di garis merah) biasanya hanya berjarak antara 2 jari saja, dan sangat sempit.




Umur
Ayam petelur afkir adalah ayam betina petelur dengan produksi telur rendah sekitar 20 sampai 25% pada usia sekitar 96 minggu dan siap untuk dikeluarkan dari kandang (Gillespie dan Flanders, 2010).

Penanganan
Guna mengembalikan produksi atau meningkatkan produksi telur perlu dilakukan upaya perontokan bulu atau force moulting yaitu usaha untuk mengistirahatkan ternak ayam produksi dengan tujuan meningkatkan kembali kemampuan ayam menghasilkan telur setelah mengalami rontok bulu. Berdasarkan hasil penelitian Sudjatinah et al. (2004) menunjukkan bahwa penerapan program rontok bulu paksa berpengaruh terhadap produksi telur yaitu dari 2351, 41 meningkat menjadi 2771,49. Langkah selanjutnya yaitu dengan memperbaiki kualitas pakan, setelah dilakukan metode perontokan bulu atau force moulting untuk meningkatkan produksi.

Pakan
Manajemen pemberian pakan ayam petelur harus diperhatikan kandungan PK dan EM sesuai dengan kebutuhan (umur ayam, produksi telur, dan konsumsi pakan). Kandungan energi pakan yang diberikan tidak terlalu rendah karena akan berdampak pada peningkatan FCR dan penurunan efisiensi. Harms et al., (2000) menyatakan bahwa energi pakan saat fase layer terlalu rendah (kurang dari 2600 kkal), konsumsi pakan lebih banyak. Sebaliknya jika energi pakan terlalu tinggi akan terjadi penurunan konsumsi. Hal yang perlu diperhatikan yaitu makin sedikit jumlah pakan yang dikonsumsi, kandungan PK dan EM harus ditingkatkan. Kebutuhan PK dan EM fase layer pada berbagai tingkatan umur dapat dilihat pada Tabel 1






DAFTAR PUSTAKA
http://peternakan.umm.ac.id/id/berita/ciri-ciri-ayam-bertelur-dan-ayam-tidak-bertelur-pada-ayam-petelur-atau-ayam-breeder-layer.html
http://repository.wima.ac.id/2341/2/Bab%201.pdf

Komentar