Ayam Petelur Fase Pra Layer

FASE PRA LAYER


Fase pra layer atau pullet adalah ketika ayam petelur berumur telah berumur 12 minggu sampai 20 minggu. Fase ini memerlukan penanganan yang lebih serius, sebab pada fase ini sangat menentukan produktifitas ayam petelur (Suprijatna, 2008). 
Ciri-ciri ayam fase pra layer ini adalah sebagai berikut : 

a) Pada fase ini perkembangan ditandai dengan pertumbuhan anatomi kerangka ayam dan otot (daging) yang lebih dominan. Ayam petelur pada umur 10 - 18 minggu sering disebut dengan fase developer atau perkembangan (Fadilah dan Fatkhuroji, 2013)

b) Perkembangan kerangka tubuh minggu ke-12 telah mencapai maksimal, sehingga setidaknya ada dua hal yang perlu diperhatikan peternak, yaitu mengejar ketinggalan frame size (berat badan) sebelum minggu ke-12, dan mempertahankan berat tubuh yang sudah sama atau 10% di atas standar untuk menghadapi masa awal bertelur. Selain tercapainya berat tubuh yang sesuai dan perkembangan frame size yang optimal, tingkat keseragaman ayam juga perlu tetap diperhatikan (Adlan et. al., 2012).

c) Pada minggu ke-14 perkembangan pesat organ reproduksi dan juga medulary bone (bagian tulang yang menyimpan cadangan kalsium untuk cangkang telur pada ayam) (Adlan et. al., 2012).

Pada periode ini, ketersediaan vitamin D dan kalsium sangat dibutuhkan rendahnya asupan kalsium dan vitamin D saat awal bertelur akan menyebabkan penurunan kualitas dan kuantitas telur saat puncak produksi sehingga sebaiknya peternak perlu menyediakan kalsium dan vitamin D dalam jumlah yang cukup (Adlan et .al., 2012). Sebelum fase pra layer adalah fase grower, dimana dalam pemeliharaan fase grower ini hal penting yang perlu diperhatikan adalah konsumsi pakan per hari baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Pembatasan pemberian ransum dilakukan bila bobot tubuh yang diperoleh melebihi standar. Bila bobot tubuh sejalan dengan kurva yang ada, pada umur 10 minggu, ransum dapat diubah dari ransum starter ke grower. Jika berat kelompok lebih rendah, pemberian ransum starter diatur sampai berat badannya sesuai dengan umurnya. Sementara, pemberian ransum grower harus berkualitas baik dan memenuhi kebutuhan asam amino. Ransum yang mengandung protein dan asam amino yang rendah akan menyebabkan naiknya lemak tubuh (gemuk), dan akan menyebabkan ayam makan terlalu banyak pada masa grower dan bermasalah pada awal produksi (Rasyaf, 1995).



DAFTAR PUSTAKA
Adlan, M., Y. Utomo, F. Afmy, dan N. Fitriany. 2012. Laporan Penilaian Ternak Unggas Ayam Petelur. Fakultas Peternakan. Universitas Jendral Soedirman. Purwokerto.
Rasyaf, M. 1995. Penyajian Makanan Ayam Petelur. PT. Penebar Swadaya. Jakarta.
Fadilah, R. dan Fatkhuroji. 2013. Memaksimalkan Produksi Ayam Ras Petelur. PT AgroMedia Pustaka. Jakarta.
Suprijatna, E. 2008. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Penebar Swadaya. Jakarta.

Komentar